Senin, 28 Januari 2008

Soeharto Mati Tinggalkan Teka-Teki

Foto yang diambil dari tampilan layar kaca siaran Metro TV, Minggu (27/01-08) ini, menggelitik untuk diteliti. Setelah dirawat sejak 4 Januari 2008, Soeharto atau yagn kini dikenal dengan Haji Muhammad Soeharto, presiden kedua RI, akhirnya benar-benar dipanggila sang Khalik.

Dicerca dan dipuja, dua hal bagiakan sisi mata uang berbeda layaknya tokoh two face di film Batman Return yang diperankan oleh Tommy Lee Jones, Soeharto kini menyisakan sebuah teka-teki yang tak terjawab.

Misalnya saja perihal keabsahan Surat perintah sebelas maret yang dikenal dengan Supersemar? Bagaimana perihal kekayaannya yang dikatakan tak habis dimakan tujuh turunan? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang kini tak lagi akan ada klarifikasi secara jelas.

Seperti sudah ditakdirkan, sejarah adalah sebuah penafsiran dari sejumlah fakta-fakta yang ada. Dan sejarah itu sendiri adalah sebuah jahitan dari pola yang tertera itu. Alhasil, sejarah kini bergantung dari siapa yang menjahit, dan siapa pula yang membuat pola.

Selamat jalan Cing Harto....!!!

Jumat, 11 Januari 2008

Sama-Sama Foto Keriaan


Koran hari ini, Kompas; Indo Pos; Koran Tempo, sama-sama menampilkan foto headline soal keriaan. kalau Kompas menyoroti perayaan 1 Suro, Koran Tempo perkara ledakan bom bunuh diri di Pakistan. Nah, yang seru tuh Indo Pos. Keramaian yang ditampilkan, soal suporter The Jakmania ngamuk, muncul di muka depan.

Meski sama-sama keriaan, esensinya berbeda-beda. Ini sekadar intepretasi saya. Tetapi, tepat di sebelah kanan foto Ogoh-Ogoh yang melambangkan keangkaramurkaan itu, ada tulisan perihal Keluarga Soeharto yang minta didoakan untuk kesembuhan bapak pembangunan itu.

Nah, menariknya, teks di bawah foto menceritakan kalau ogoh-ogoh yang melambangkan keangkaramurkaan itu, akan segera dibakar untuk memusnahkan roh jahat.

Sedangkan pada Koran Tempo, foto bom bunuh diri dibubuhi teks tentang jumlah korban tewas mencapai 22 orang di depan pengadilan tinggi Lahore. Lalu pada tulisan headline terpampang 'Wakil Presiden: Soeharto tak Bisa di Adili'

Sedangkan IndoPos lebih menyoroti perihal ngamuknya para supporter itu. Meski di bawahnya juga tertera tulisan perihal pengusutan kasus Soeharto yang berkaitan dengan penerbitan Tap MPR.


Rabu, 09 Januari 2008

Jadi Headline

Sang jenderal besar itu kini tergolek lemah. Ditemani putrinya, penguasa orde baru 32 tahun lamanya tampak memprihatinkan. "Ia seorang jenderal besar."

Hari ini, sang jenderal besar itu memang fotonya terpampang di mana-mana. Hampir setiap koran besar, maupun televisi, adegan ini terlihat jelas. Seperti foto yang saya repro dari tayangan di TransTV dalam salah satu acaranya pagi hari ini.

Sembari tergolek lemah, presiden negara ini yang berhenti pada 21 Mei 1998 itu, mengalahkan ratusan rakyat kebanyakan yang tertimpa bencana. "Mereka bukan jenderal besar. Jadi masuk korannya kecil saja."